. Rima Gusti Prihatina

Pages

Seorang perempuan yang jatuh cinta pada hujan.

Sejak pertama membaca judul itu, saya langsung jatuh cinta. Jika kemudian cerita pendek (cerpen) itu memenangkan salah satu hadiah, bukan semata judul itu penyebabnya. Memang ada gagasan yang sedikit menyimpang dari sekadar menceritakan tentang hujan. Ketika hujan lama tak turun, Bumi pun kemarau. Namun sebaliknya, sewaktu hujan deras mengguyur tak henti-henti mungkin akan menyebabkan sebuah kota tenggelam. Hujan dalam cerpen karya Retnadi Nur’aini adalah tokoh yang hidup. Tokoh yang bisa jatuh cinta dan kesengsem pada perawan berambut panjang.
Saya kira Retnadi tidak ingin mengabaikan tema lingkungan. Justru ia pandai melepaskan diri dari beban tema dan menukarnya dengan kisah magis, melalui percintaan antara seorang perempuan dengan hujan.
Di halaman saya bentangkan tangan selebar-lebarnya, agar Hujan memeluk saya sepuasnya. Setiap tetesnya bercerita tentang kerinduannya. Pada nyanyian saya, pada rambut saya, pada wajah saya yang tersipu. Di tengah derasnya Hujan, saya mulai bernyanyi. Semula hanya senandung lirih, makin lama makin kencang. Ketika Hujan mulai reda, saya tahu dia sedang mendengarkan. ”Terima kasih,” bisiknya, mengecup bibir saya dengan lembut.
Akhir yang tragis, ketika sang perempuan harus ditiadakan, membuat cerita ini mencekam. Persoalannya tinggal teknis: bagaimana menutup kisah dengan keindahan yang sama ketika memulai atau saat mengurai bagian tengah?

Sejak pertama membaca judul itu, saya langsung jatuh cinta. Jika kemudian cerita pendek (cerpen) itu memenangkan salah satu hadiah, bukan semata judul itu penyebabnya. Memang ada gagasan yang sedikit menyimpang dari sekadar menceritakan tentang hujan. Ketika hujan lama tak turun, Bumi pun kemarau. Namun sebaliknya, sewaktu hujan deras mengguyur tak henti-henti mungkin akan menyebabkan sebuah kota tenggelam. Hujan dalam cerpen karya Retnadi Nur’aini adalah tokoh yang hidup. Tokoh yang bisa jatuh cinta dan kesengsem pada perawan berambut panjang.
Saya kira Retnadi tidak ingin mengabaikan tema lingkungan. Justru ia pandai melepaskan diri dari beban tema dan menukarnya dengan kisah magis, melalui percintaan antara seorang perempuan dengan hujan.
Di halaman saya bentangkan tangan selebar-lebarnya, agar Hujan memeluk saya sepuasnya. Setiap tetesnya bercerita tentang kerinduannya. Pada nyanyian saya, pada rambut saya, pada wajah saya yang tersipu. Di tengah derasnya Hujan, saya mulai bernyanyi. Semula hanya senandung lirih, makin lama makin kencang. Ketika Hujan mulai reda, saya tahu dia sedang mendengarkan. ”Terima kasih,” bisiknya, mengecup bibir saya dengan lembut.
Akhir yang tragis, ketika sang perempuan harus ditiadakan, membuat cerita ini mencekam. Persoalannya tinggal teknis: bagaimana menutup kisah dengan keindahan yang sama ketika memulai atau saat mengurai bagian tengah?

Seperti sebuah isyarat, tanda-tanda keberhasilan sebuah cerita (pendek) “tercium” melalui judul atau awal kalimat yang ditulis. Pertama kali kutahu bahwa aku punya nama justru dari makhluk asing bermata biru lazuardi, dari negeri entah di mana. Begitulah cerpen Capra dimulai.
Tak kalah unik, cerita yang merambat perlahan dengan detail dan bahasa puitis ini memiliki tokoh sekuntum anggrek. TitikKartitiani, penulisnya, adalah redaktur majalah Flona, sudah barang tentu memiliki pengetahuan luas mengenai tetumbuhan (dan hewan). Pilihannya cukup tepat, segera menyingkirkan sejumlah peserta lomba yang lain. Boleh jadi ini subyektif, tetapi dengan pemihakan terhadap estetika bahasa dalam menyampaikan gagasan, mudah-mudahan pilihan itu tidak keliru.
Seperti dua pengarang lain yang memenagi hadiah utama,Capra juga pintar mengusung tema tanpa slogan. Mari kita simak peristiwa yang pada umumnya dipresentasikan dengan kalimat bombastis dan mengerikan: Mereka membawa benda dengan gigi-gigi kuat, lebih kuat dari ikan todak. Hanya dengan anggukan, benda itu mengaum keras, seiring dengan tubuhku yang tiba-tiba bergetar hebat. Sakit sekali rasanya. Namun sakit itu tak sempat kurasakan lebih lama ketika tiba-tiba pepohonan di sekitarku berputar dengan cepat. Brakk! Tubuhku terjerembab di tanah. Rintih jati mengelilingiku menandai sebuah candra sengkala, tahun rusaknya Bumi yang menghidupi.
Terpukau adalah hak semua orang yang sensitif terhadap keindahan metafora yang tidak tergelincir pada kegenitan. Kemampuannya membuat deskripsi dan pameran diksi yang bagai mengupas kulit bawang, berlapis-lapis, telah sedikit melupakan pada caranya berlambat-lambat. Walau tak sempurna, cerita ini cukup berhasil memberikan pencerahan, memandang kekejian manusia yang hanya memikirkan diri sendiri dari sudut kelembutan nurani bunga. Sebuah ekstrem atau sebuah kontras yang sengaja diangkat oleh Titik untuk membungkus tema lingkungan.

Seperti sebuah isyarat, tanda-tanda keberhasilan sebuah cerita (pendek) “tercium” melalui judul atau awal kalimat yang ditulis. Pertama kali kutahu bahwa aku punya nama justru dari makhluk asing bermata biru lazuardi, dari negeri entah di mana. Begitulah cerpen Capra dimulai.
Tak kalah unik, cerita yang merambat perlahan dengan detail dan bahasa puitis ini memiliki tokoh sekuntum anggrek. TitikKartitiani, penulisnya, adalah redaktur majalah Flona, sudah barang tentu memiliki pengetahuan luas mengenai tetumbuhan (dan hewan). Pilihannya cukup tepat, segera menyingkirkan sejumlah peserta lomba yang lain. Boleh jadi ini subyektif, tetapi dengan pemihakan terhadap estetika bahasa dalam menyampaikan gagasan, mudah-mudahan pilihan itu tidak keliru.
Seperti dua pengarang lain yang memenagi hadiah utama,Capra juga pintar mengusung tema tanpa slogan. Mari kita simak peristiwa yang pada umumnya dipresentasikan dengan kalimat bombastis dan mengerikan: Mereka membawa benda dengan gigi-gigi kuat, lebih kuat dari ikan todak. Hanya dengan anggukan, benda itu mengaum keras, seiring dengan tubuhku yang tiba-tiba bergetar hebat. Sakit sekali rasanya. Namun sakit itu tak sempat kurasakan lebih lama ketika tiba-tiba pepohonan di sekitarku berputar dengan cepat. Brakk! Tubuhku terjerembab di tanah. Rintih jati mengelilingiku menandai sebuah candra sengkala, tahun rusaknya Bumi yang menghidupi.
Terpukau adalah hak semua orang yang sensitif terhadap keindahan metafora yang tidak tergelincir pada kegenitan. Kemampuannya membuat deskripsi dan pameran diksi yang bagai mengupas kulit bawang, berlapis-lapis, telah sedikit melupakan pada caranya berlambat-lambat. Walau tak sempurna, cerita ini cukup berhasil memberikan pencerahan, memandang kekejian manusia yang hanya memikirkan diri sendiri dari sudut kelembutan nurani bunga. Sebuah ekstrem atau sebuah kontras yang sengaja diangkat oleh Titik untuk membungkus tema lingkungan.

Seperti sebuah isyarat, tanda-tanda keberhasilan sebuah cerita (pendek) “tercium” melalui judul atau awal kalimat yang ditulis. Pertama kali kutahu bahwa aku punya nama justru dari makhluk asing bermata biru lazuardi, dari negeri entah di mana. Begitulah cerpen Capra dimulai.
Tak kalah unik, cerita yang merambat perlahan dengan detail dan bahasa puitis ini memiliki tokoh sekuntum anggrek. TitikKartitiani, penulisnya, adalah redaktur majalah Flona, sudah barang tentu memiliki pengetahuan luas mengenai tetumbuhan (dan hewan). Pilihannya cukup tepat, segera menyingkirkan sejumlah peserta lomba yang lain. Boleh jadi ini subyektif, tetapi dengan pemihakan terhadap estetika bahasa dalam menyampaikan gagasan, mudah-mudahan pilihan itu tidak keliru.
Seperti dua pengarang lain yang memenagi hadiah utama,Capra juga pintar mengusung tema tanpa slogan. Mari kita simak peristiwa yang pada umumnya dipresentasikan dengan kalimat bombastis dan mengerikan: Mereka membawa benda dengan gigi-gigi kuat, lebih kuat dari ikan todak. Hanya dengan anggukan, benda itu mengaum keras, seiring dengan tubuhku yang tiba-tiba bergetar hebat. Sakit sekali rasanya. Namun sakit itu tak sempat kurasakan lebih lama ketika tiba-tiba pepohonan di sekitarku berputar dengan cepat. Brakk! Tubuhku terjerembab di tanah. Rintih jati mengelilingiku menandai sebuah candra sengkala, tahun rusaknya Bumi yang menghidupi.
Terpukau adalah hak semua orang yang sensitif terhadap keindahan metafora yang tidak tergelincir pada kegenitan. Kemampuannya membuat deskripsi dan pameran diksi yang bagai mengupas kulit bawang, berlapis-lapis, telah sedikit melupakan pada caranya berlambat-lambat. Walau tak sempurna, cerita ini cukup berhasil memberikan pencerahan, memandang kekejian manusia yang hanya memikirkan diri sendiri dari sudut kelembutan nurani bunga. Sebuah ekstrem atau sebuah kontras yang sengaja diangkat oleh Titik untuk membungkus tema lingkungan.

Cerita pendek dengan tokoh-tokoh ajaib, unik, dan magis, sangat merebut perhatian. Beban berat secara moral terhadap perusakan Bumi yang justru dilakukan oleh manusia yang membutuhkan Bumi, adalah bagian yang larut dalam kisah. Sekelebat pembaca hanya akan memetik cerita yang berkesan dan impresif. Tidak dengan helaan napas berat, melainkan dengan daya tarik yang membuat mata terus ”mengalir” menuju muara kisah. Ini memang hanya cerita pendek. Hanya dengan kepiawaian tersendiri, halaman yang pendek mampu menampung keutuhan fragmen.
Semoga tak hanya saya yang merasa nyaman dengan ketiga cerita pendek di atas. Suatu saat mungkin perlu dibaca oleh semua orang.

DOA ISTRI TUKANG GORENGAN

Pagi ini aku bangun seperti biasanya, jam empat subuh. Semua penghuni rumah masih terlelap dalam mimpi mereka. Kusiapkan sarapan dan bekal makan untuk anak-anak yang akan sekolah. Seperti hari-hari biasanya sesudah beres urusan di rumah, aku pergi ke pasar tradisional untuk belanja keperluan dagangan suamiku. Suamiku seorang tukang gorengan yang mangkal di dekat terminal angkot di Tangerang.
Pasar Serpong sudah buka sejak pagi buta. Para pedagang yang berjualan di area parkir angkot sibuk melayani para pembeli yang kebanyakan para bakul yang akan berbelanja untuk dijual lagi di rumahnya atau dijajakan keliling. Kebanyakan para pembeli memang kaum hawa. Area parkir ini sampai jam enam digunakan untuk tempat mangkal para penjual sayur, buah, makanan kecil, bumbu, dll.
Aku mulai mencari barang yang akan kubeli. Karena suamiku penjual gorengan, barang yang kubeli adalah minyak curah, tepung terigu, tepung tapioka untuk campuran tepung terigu agar rasa gorengan lebih renyah dan kemeriuk, toge, wortel, kubis, daun bawang, ubi jalar, pisang uli, singkong, dan tentu saja tahu-tempe.
Ini dia masalahnya. Sesudah aku berkeliling mencari bahan-bahan tadi ternyata semua barang harganya makin naik saja. Sementara itu uang modal kami tetap sama, tidak bertambah. Wadoohh, opo iki, rek? Semua barang kok mahal.
Harga semua barang naik terus karena harga minyak dunia makin mahal. Begitu kata orang-orang. Katanya lagi bahan makanan ikut-ikutan mahal karena pengaruh minyak dunia dan juga karena global warming. Katanya sekarang lingkungan hidup makin kacau karena itu tanaman pangan pun kena akibatnya. Kan sekarang lagi ngetrenglobal warming. Katanya lagi segala bencana yang terjadi di muka bumi ini gara-gara satu kata asing itu. Dan yang jelas semuanya itu ulah manusia begitu katanya. Kalauglobal warming ya itu sih tak begitu kupahami, tetapi kalau kekacauan ini ulah manusia itu sih setuju sekali.
Jadi semua orang harus mulai memikirkan bumi ini dengan berbagai cara. Salah satunya memperhatikan polusi yang dibuat oleh kendaraan yang berbahan bakar yang asalnya dari fosil. Sisa bahan bakar dari kendaraan yang berupa asap itu mengandung CO. Katanya lagi, gas itu semua menguap ke udara sampai sangat jenuh. Lha yang menyebabkan bumi makin panas dan gonjang-ganjing iki sajane sopo? Kami ini kan hanya wong cilik pembuat gorengan saja. Kami ndak ngerti apa itu global warming, tetapi yang kami rasakan bahwa hidup semakin sulit. Jadinya yang dikatakan dalamsuluk dalang waktu wayangan kok jadi kenyataan, ya? Bumi gonjang-ganjing.
Lha, kula niku naming wong cilik. Bojone tukang gorengan, yang ndak pernah baca koran. Paling dengar berita dari tv, kata mbak penyiar yang ayu-ayu itu, memang segala sesuatu lagi tidak seimbang. Nah, itu dia akibat dari semua itu menimpa kami, keluarga tukang gorengan. Tentu saja aku tidak sendirian, itu sudah lama kutahu. Kami, wong cilik ini menjadi korban pertama dari semua situasi ini.
Tapi, yang mengherankan para penggede itu kok sepertinya tidak menyadari, apa lagi peduli pada keadaan ini. Mereka masih asyik dengan mainan masing-masing yang menghabiskan milyaran rupiah. Itu kata Mas Wahyu, mahasiswa yang jadi aktivis di kampusnya. Mas Wayu itu suka beli gorengan buatan suamiku tiap pagi sebelum kuliah.
Kalau menurut Mbak Ine, karyawati di sebuah pabrik benang, katanya memang kedaan negri kita tercinta itu sudah akut. Seperti lingkaran setan gitu katanya. Waduh, kok, ya menjadi tambah serem, ya? Tapi, walaupun tanah air kacau dan bumi makin panas pun, tukang gorengan seperti suamiku itu sangat dibutuhkan. Kenapa? Lha, semua orang dari kalangan dan kelas sosial apa pun suka gorengan, je! Mungkin aku ini ge-er karena bojone tukang gorengan. Tapi kenyataannya memang begitu kan? Coba siapa yang belum pernah makan gorengan di JABODETABEK bahkan seantero tanah air tercinta ini? Tukang gorengan itu setiap saat dibutuhkan. Pagi, siang, sore, bahkan malam hari pun masih ada yang mencari gorengan.
Nah, karena itu aku bingung, kok belanja ngubek-ngubek pasar Serpong, kok semuanya mahal. Aduh, alamat diprotes langganan ini namanya. Padahal, buruh pabrik benang itu sarapannya makan gorengan. Nanti makan siang lauknya juga gorengan. Belum lagi pelajar SMP-SMA yang naik angkot juga suka beli gorengan untukngemil sambil bercengkarama dengan temannya. Bahkan, ibu-ibu yang bekerja di kantor dekat suamiku mangkal itu, kalau istirahat suka borong gorengan. Bagaimana jadinya nanti. Padahal lagi, tempe tahu itu makanan favorit lho! Kata Bu Dokter di Puskesmas dekat kontrakanku, katanya sumber gizi masyarakat yang murah dan sehat. Tapi sekarang akan berubah. Waduhhh….
Karena sudah sudah siang, akhirnya kuputuskan untuk pulang ke rumah dengan belanja seadanya sesuai uang modal belanja. Kasihan Mas Karmin, akan diprotes langganannya karena harga gorengan tambah mahal. Kasihan anak-anak, uang sekolahnya akan telat lagi. Kasihan si bungsu, susunya akan tambah diencerkan dengan ditambah air banyak-banyak. Kasihan Pak Haji, uang kontrakannya akan nunggak lagi. Wah… kok, gara-gara harga minyak dan gombal warming tadi jadinya merembet ke mana-mana, ya.
Mas Karmin sudah membereskan perangkatnya. Berangkat dengan gerobaknya. Siap mangkal dengan bahan ala kadarnya. Mas Karmin orangnya jujur. Tak mau meniru temannya yang suka mencampur minyak lama yang rupane wis ora karuan dengan minyak baru. Katanya biar ngirit. Prinsip Mas Karmin itu namanya curang. Yen curang kuwi ora apik. Temannya juga mencemplungkan plastik bekas bungkus minyak ke dalam mimyak yang panas. Katanya biar gorengannya kemeripik. Mas Karmin tak mau melakukannya karena itu ora becik, dosa, meracuni pangan, hukumnya dosa. Mas Karmin adalah tukang gorengan yang paling kukagumi. Dia lelaki jujur. Dan tentu saja dia suami yang baik. Bagiku dia adalah lelaki lelanang jagat.
Aku mengantarkan Mas Karmin sampai pintu gang. Kembali ke rumah petak kami untuk beres-beres. Ini kulakukan pada saat semua sudah beres, duduk di tikar dan bersandar di tembok sambil menyelonjorkan kaki. Si Bungsu sudah tidur, kedua kakaknya sekolah, Mas Karmin masih jualan, dan pekerjaan rumah sudah selesai. Dalam diamku aku melipat tangan dan matur kepada yang Maha Kuasa:
Gusti Allah, Yang Maha Murah,
Segala barang di pasar tak ada yang murah
Harga tak bersahabat lagi
Ya Allah, Engkau yang menciptakan alam raya
Yang kaya raya
Bantulah kami untuk bertahan dalam situasi sulit seperti ini
Untuk memperjuangkan hidup yang sudah Engkau beri
Meski semua barang harganya mahal, tapi biarlah iman kami tetap kuat
Dagangan Mas Karmin tetap bisa laku agar kami bisa melanjutkan kehidupan kami
Ingatkan kami selalu untuk selalu memelihara iman di antara harga tepung, minyak goreng, sayuran, dan kedelai yang kian naik.
Engkau memahami kesusahan ini
Mohon kekuatanmu untuk supaya kami bisa melalui ini semua dengan sesantiasa mengucap syukur.
Biarlah harapan menjadi kekuatan bagi kami untuk senantiasa berjuang dengan penuh semangat. Amin.
Dalam diam dan tanganku yang terkatup aku melebur bersama semesta untuk sampai kepada yang Maha Tinggi melepaskan segala beban. Doaku mengambang dalam udara yang beraroma pengap, menembusnya dan menggelepar untuk sampai pada tujuanya. Aku duduk, meski dalam pengap, aku selalu punya harapan bisa melalui satu hari saja tanpa rasa khawatir. Hari esok tak perlu terlalu dirisaukan, tetapi perlu dipikirkan. Karena yang aku tahu risau tak menyelesaikan kesusahan.

Fakta Penting Di Balik Pelarangan Daging Babi Dan Darah

Mengapa Pencipta melarang segala macam darah?.
Anda akan sependapat bahwa analisis kimia dari darah menunjukkan adanya kandungan yang tinggi dari uric acid(asam urat?), suatu senyawa kimia yang bisa berbahaya bagi kesehatan manusia. Mengenai sifat beracun dari uric acid, dalam tubuh manusia sangatlah benar, senyawa ini dikeluarkan sebagai kotoran, dan dalam kenyataannya kita diberitahu bahwa 98% dari uric acid dalam tubuh, dikeluarkan dari dalam darah oleh Ginjal, dan dibuang keluar tubuh melalui air seni.

Mengapa Penyembelihan hewan dianjurkan menyebut nama Allah Yang Maha Kuasa, membuat irisan memotong urat nadi leher hewan, sembari membiarkan urat-urat dan organ-organ lainnya utuh?.
Dan hal ini disbabkan kematian hewan karena kehabisan darah dari tubuh, bukannya karena cedera pada organ vitalnya. Sebab jika organ-organ, misalnya jantung, hati, atau otak dirusak, hewan tersebut dapat meninggal seketika dan darahnya akan menggumpal dalam urat-uratnya dan akhirnya mencemari daging. Hal tersebut mengakibatkan daging hewan akan tercemar oleh uric acid, sehingga menjadikannya beracun; hanya pada masa kini lah, para ahli makanan baru menyadari akan hal ini.

Mengapa para Muslim melarang pengkonsumsian daging babi, atau ham, atau makanan lainnya yang terkait dengan babi?
Lebih lanjut lagi, apakah anda tahu kalau babi tidak dapat disembelih di leher karena mereka tidak memiliki leher; sesuai dengan anatomi alamiahnya? Muslim beranggapan kalau babi memang harus disembelih dan layak bagi konsumsi manusia, tentu Sang Pencipta akan merancang hewan ini dengan memiliki leher.

Ilmu kedokteran mengetahui bahwa ada resiko besar atas banyak macam penyakit. Babi diketahui sebagai inang dari banyak macam parasit dan penyakit berbahaya. dan diluar itu semua, sebagaimana kita membicarakan mengenai kandungan uric acid dalam darah, sangat penting untuk diperhatikan bahwa sistem biochemistry babi mengeluarkan hanya 2% dari seluruh kandungan uric acidnya, sedangkan 98% sisanya tersimpan dalam tubuhnya.

Sementara semua bahan tambahan makanan yang ada dalam campuran makanan kita dikhawatirkan banyak sekali kemungkinan untuk tercemar oleh bahan bahan yang berasal dari babi. Bagian bagian dari babi ini tidak hanya daging melainkan ada lemak, tulang, jeroan, darah, kulit, bulu, dan kikil.

Dari bagian daging yang biasanya sudah jelas berbentuk daging yang mungkin saja dicampurkan ke dalam bakso, pasta hati unggas maupun asam amino. Sementara istilah daging babi sendiri ada pada sajian makanan yaitu bacon dan ham.

Bagian lemak babi biasanya sering dipakai untuk minyak makan, minyak goreng, penyedap, campuran susu dan sosis, serta shortening atau lemak putih yang dicampurkan kedalam kue, roti dan flavor.

Yang paling banyak adalah dari tulang babi, selain jarang terdeteksi oleh mata kita secara langsung dari tulang babi biasanya sudah dijadikan gelatin yang penggunaannya untuk membuat kapsul, jelly, puding, jam, selai, permen dan marsmallow. Fungsi Tulang yang umum adalah dipakai dalam campuran untuk kuah bakso dan mengambil kalsium untuk dimasukkan ke dalam susu, minuman dan pasta gigi. Sedangkan tulang babi sering juga dipakai sebagai karbon aktif (bahan penjernih air yang dipakai pada industri penjernihan minuman isi ulang). Yang sedikit terlupakan gelatin yang terbuat dari tulang babi biasanya dipergunakan untuk membuat stabilizer yang dipergunakan untuk membuat juice, syrup dan margarine sedangkan gelatin yang dipakai untuk pelembut yang dipergunakan untuk membuat cake dan biskuit. Emulsifier yang dihasilkan dari gelatin biasanya dipakai pada pembuatan yoghurt, es krim dan mentega.

Selain dilarangnya darah berbagai macam hewan, darah yang dihasilkan dari hewan babi lebih lebih lagi sangat diharamkan, karena biasanya darah babi ini sering masuk untuk campuran bahan dalam industri medis, industri fermentasi sebagai media fermentasi dalam pembuatan vitamin, serta pembuatan sosis.

Industri kulit saat ini sudah banyak digunakan sebagai bahan dasar tas dan sepatu, perlu diwaspadai kulit babi juga sudah masuk ke industri seperti ini, yang paling dikhawatirkan kulit babi biasanya hampir serupa dengan dengan kulit sapi yang sering dibuat untuk krecek, otomatis industri krecek di pasaran bebas juga perlu diketahui bahan nya kulit babi atau kulit sapi, karena setelah jadi masakan kita tidak tahu pasti krecek tersebut dari bahan apa.

Semua unsur babi betul betul dimanfaatkan oleh produsen untuk berbagai macam industri, termasuk bulunya dipakai biasanya untuk industri sikat gigi dan jaket bulu. Dan dengan teknologi yang semakin berkembang pesat dari bulu dihasilkan enzim sistein/sistin. Kuas bulu yang sering dipakai untuk mengoles roti dan kue juga dikhawatirkan banyak memakai kuas yang dihasilkan dari bulu babi.

Bagi yang sering mengkonsumsi jeroan juga perlu mewaspadai kalau kalau bahan jeroan yg dipakai adalah jeroan dari babi, seperti paru. sedangkan usus biasanya dipake dalam pembuatan sosis, jeroan biasanya dipergunakan juga untuk pembuatan enzim dan pankreasnya dipakai untuk pembuatan insulin.

Manusia Akan Kunjungi Merkurius

Mars boleh mempesona penulis fiksi ilmiah, Jupiter memukau karena ukurannya yang raksasa, dan Saturnus terlihat cantik dihiasi lingkaran cincinnya. Namun, si mungil Merkurius tetap paling mengundang rasa ingin tahu para ahli sedunia. Sebab planet itu dianggap paling aneh. Menyimpan berjuta misteri untuk dikuak.

Merkurius memiliki perpindahan temperatur ekstrim dari panas ke dingin. Entah kenapa siang hari jauh lebih lama ketimbang malam hari setiap tahunnya. Dan anehnya, meski planet ini paling dekat dengan matahari, para ilmuwan menemukan adanya es berton-ton di kawahnya yang gelap.

Kini Bumi akan berkenalan lebih jauh dengan planet sepupu eksentriknya itu, planet berbatu dan bertemperatur ekstrim. Kamis nanti, 17 Maret 2011, untuk pertama kalinya, sebuah pesawat ruang angkasa NAS kecil bernama MESSENGER akan memasuki orbit Merkurius.

MESSENGER, yang merupakan singkatan dari MErcury Surface, Space ENvironment, GEochemistry and Ranging, merupakan satelit robot bermassa 485 kilogram buatan NASA. Ia akan berputar-putar pada jarak 125 mil (200 kilometer) di atas permukaan planet. Secara kebetulan, beberapa hari sebelum observasi itu dilakukan, akan menjadi waktu terbaik bagi penduduk Bumi untuk melihat Merkurius dengan mata telanjang.

"Merkurius kerap kali disebut planet yang terlupakan," ujar Sean Solomon, ahli geologi planet dari Carnegie Institution, yang juga menjabat sebagai kepala ilmuwan MESSENGER. "Planet ini ekstrim dalam banyak hal. Dia planet terkecil yang terbuat dari bahan terpadat, dan merupakan yang terdekat dengan matahari," jelasnya.

MESSENGER direncanakan akan memasuki orbit Merkurius dan berputar-putar selama setahun. Untuk semua tugasnya itu, satelit senilai US$446 juta itu (Rp3,9 triliun), harus mampu bertahan dari tarikan gravitasi matahari.

Merkurius sendiri memiliki orbit yang sangat elips. Rentang jaraknya ke matahari sekitar 29 juta mil (47 juta kilometer) hingga 43 juta mil (69 juta kilometer) untuk jarak terjauhnya. Untuk diketahui, Merkurius mengorbiti matahari setiap 88 hari di Bumi.

Sesal ku


Tak pernah ku bayangkan diriku kau tinggalkan kau ucapkan perpisahan.
Tak mampu ku menahan rasa sedih di hati akhirna kau pun pergi.
Baru ku sadari,,
Baru ku pahami,,
diriku bukanlah utk kau miliki.
Mengapa terjadi perpisahan ini,,
saat ini aku ingin kau ad di sini.
Kau hancurkan hatiku yg msih mencintaimu,yg masih menyayangimu..
Begitu tega kau buat ku terluka,kau buatku kecewa.
 

Copyright © Rima Gusti Prihatina. Template created by Volverene from Templates Block
WP by Simply WP | Solitaire Online